Komunikasibisnis adalah proses berbagi informasi antara orang di dalam dan di luar bisnis. Komunikasi bisnis yang efektif adalah cara karyawan dan manajemen berinteraksi untuk mencapai tujuan bisnis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan praktik bisnis dan mengurangi kesalahan. Komunikasi bisnis termasuk ke dalam kategori ilmu terapan.
MAKALAHTeori Komunikasi massa: teori efek kuat. KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan dan haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga kami selaku pemakalah dapat menyelesaikan karya tulis makalah ini dengan judul "Teori Komunikasi massa: teori efek kuat".
Ruben(1992): komunikasi massa adalah proses pembuatan dan penyebaran informasi oleh organisasi untuk dikonsumsi khalayak. 4. Littlejohn dan Foss Sebagai contoh, informasi yang ditayangkan di televisi disaksikan oleh banyak penonton dalam waktu yang sama. 5. Bersifat Satu Arah.
BagiAnda yang mau fokus kerja dan banyak aktivitas, boleh order jasa Disertasi di sini melalui WA 0823 2211 0788 atau langsung klik link auto order whatsapp. 100 Contoh Judul Skripsi Jurnalistik Terbaru. PELANGGARAN KODE ETIK JURNALISTIK WARTAWAN TERHADAP PENCEMARAN NAMA BAIK SERTA PERTANGGUNG JAWABANNYA (Studi Di Radar Malang).
Kitaambil contoh untuk aplikasi VidMate Cash yang memiliki banyak sekali fitur. Komunikasi Praktis adalah blog tentang keterampilan komunikasi: jurnalistik, media massa, kepenulisan, public speaking, mc, siaran radio, presentasi, humas, public relations, blogging, podcasting, dll. Web Partners.
CKr1. 1Komunikasi Massa Efek dan Contoh Kasusnya Komunikasi Massa Komunikasi Massa adalah suatu proses dimana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai cara. Komunikasi Massa Menurut Para Ahli Menurut Joseph A. devito dalam buku Pengantar Komunikasi Massa oleh Nurudin, dia mengemukakan definisi komunikasi massa sebagai berikut “First,mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and/or visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its forms television, radio, newspaper, magazines, films, books, and tapes.” komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita. Menurut Bittner Rakhmat,seperti yang disitir Komala, dalam karnilh, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi- keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah- keduanya disebut dengan media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Menurut Gerbner 1967 “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societes”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat indonesia rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Karnilah, Menurut Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah. 1999. 2Communication adalah proses berkomunikasi. Communications adalah perangkat teknis yang digunakan dalam proses komunikasi, genderang, asap, butir batu, telegram, telepon, materi cetak, siaran, dan film. Menurut Edward Sapir Communication = proses primer, terdiri dari bahasa, gestur/nonverbal, peniruan perilaku, dan pola perilaku sosial. Communications = teknik-teknik sekunder, instrumen dan sistem yang mendukung proses komunikasi, kode morse, telegram, terompet, kertas, pulpen, alat cetak, film, pemancar siara radio/TV. Menurut Wright “This new form can be distinguished from older types by the following major characteristic it is directed toward relatively large, heterogeneus, and anonymous audiences; messages aretransmitted publicly, often-times to reach most audience member simultaneously, and are transeint in character; the communicator tends to be, or to operate whitin, a complex organization thet may involve great expense” Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah. 1999. Sumber Karakteristik Komunikasi Massa 1. Ditujukan ke khalayak luas, heterogen, tersebar, anonym serta tidak mengenal batas geografis dan kultural. 2. Bersifat umum bukan perorangan. 3. Penyampaian pesan berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak yang luas dalam waktu yang relatif singkat. 4. Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah. 5. Kegiatan komunikasi dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. 6. Kegiatan komunikasi dilakukan secara berkala tidak bersifat temporer. 7. Isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, dll. * Media Komunikasi Massa Surat kabar Majalah Televisi Radio Film * Fungsi Sosial Media Massa Pengawasan Lingkungan Korelasi Sosial Sosialisasi Hiburan Memberikan status sosial Memperkokoh norma-norma sosial * Fungsi Media Massa Bagi Individu 3 Fasilitas dalam hubungan sosial Subtitusi dalam hubungan sosial Membantu melegakan emosi/afeksi Sarana pealrian dari ketegangan dan keterasingan Bagian dari kehidupan ritual rutin * Daya Tarik Isi Pesan Media Massa Novalty Jarak dekat atau jauh Popularitas Konflik Komedi Seks dan keindahan Emosi/Afeksi Nostalgia Human interest Sumber Kasus Bukti Baru Kasus Munir Jakarta - Mabes Polri akan segera menyerahkan bukti baru kepada Kejaksaan Agung terkait kasus pembunuhan Aktivis HAM Munir. Polisi menyatakan ada bukti baru bahwa seseorang telah bersama Munir saat transit di Bandara Changi, Singapura. Orang tersebut diduga yang memasukan racun arsenik kedalam minuman Munir. Menurut Kabareskrim Komjen Hendarso Danuri bukti itu berupa hasil penyelidikan zat kimia yang membunuh Munir yakni arsen. Mabes telah mengirim sampel organ Munir ke Laboratorium LLC di Seattle Amerika Serikat. Hasilnya diketahui bahwa arsen yang digunakan meracuni Munir ada dua jenis yakni jenis tiga dan lima yang jangka waktu bereaksinya antara setengah hingga satu jam. Polri juga telah melakukan pra rekonstruksi dengan aparat keamanan di Singapura dan menetapkan 3 TKP. Yakni tempat perencanaan pembunuhan, Bandara Changi Singapura dan Pesawat Garuda. Sementara itu mengenai dua tersangka baru berinisial IS dan RA Kabareskrim menyatakan, bahwa RA adalah seorang wanita. Sebelumnya diduga RA adalah Ramelgia Anwar yang telah ditetapkan sebagai tersangka pada tahun 2005 silam. Sementara RA yang kini ditetapkan sebagai tersangka adalah orang baru dan pernah diperiksa sebagai saksi oleh tim Penyidik Mabes Polri. Disinyalir RA yang disebut Kabareskrim adalah Rohainil Aini, Chief Sekretaris Pilot Airbus 330. Astrid Farma Putri/Sri Indro/Sup 4Menurut McLuhan, bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. “The mediumis the message,” ujar McLuhan. Medium saja sudah menjadi pesan. Ia bahkan menolak pengaruh pengaruh isi pesan sama sekali lihat McLuhan, 1964. Yang mempengauhi kita bukan apa yang disampaikan media, tetapi jenis media komunikasi yang kita bukan apa yang disampaikan media, tetapi jenis media , tetapi jenis media komunikasi jita pergunakan-interpersonal, media cetak, atau televisi. Teori McLuhan, disebut teori perpanjangan alat indra sense extension theory, menyatakan bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia; telepon adalah perpanjangan teliga dan telivisi adalah perpanjangan mata. Seperti Gatutkaca, yang mampu melihat dan mendengar dari jarak jauh, begitu pula manusia yang menggunakan media massa. McLuhan menulis, “secra operasional dan praktis, medium adalah pesan. Ini berarti bahwa akibat-akibat personal dan social dari media yakni karena perpanjangan diri kita timbul karena skala baru baru yang dimasukkan pada kehidupan kita oleh perluasan diri kita atau oleh teknologi baru media adalah pesan karena media membentuk dan mengenedalikan skala serta bentuk hubungan dan tindakan manusia.” McLuhan, 1964 23-24 Menurut Steven H. Chaffee Efek Media Massa ada 5 macam Efek ekonomis Efek sosial Efek pada penjadwalan kegitan Efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu Efek pada perasaan orang terhadap media Kognitif Komunikasi Massa Wilbur Schramm 197713 mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternative dalam situsai. Misalkan, seorang insinyur genetis dating dan memberitahukan bahwa makhluk itu adalah “chimera’, hasil perkawinan gen manusia dengan gen monyet. Ketidakpastian Anda berkurang, dan alternative tindakan yang harus anda lakukan juga berkurang. Bila setelah Anda tanyakan makhluk itu ternyata jinak dan cerdas, maka makin sedikit alternative tindakan Anda. Sekarang realitas itu sekarang tampak sebagai gambaran yang mempunyai makna. Gambaran tersebut citra image, yang menurut Roberts 1977 “representing the totality of all information about the world any individual has processed, organized, and stored” Menunjukkan keseluruhan informasi tentang dunia ini yang diolah, diorganisasikan, dan disimpan indivudu. Citra adalah peta anda tentang dunia. Tanpa citra anda akan selalu berada dalam suasana yang tidak pasti. Citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan raelitas. Citra adalah dunia menurut persepsi kita. Walter Lippman 1965 menyebutnya “pictures in orur head”. Kita agak banyak mengulas tentang citra, sebelum membicrakan efek kognitif komunikasi massa. “Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu”, ujar Roberts 1977, “tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan; dan citra inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku.” Demikian pula komunikasi massa. 5massa membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa dalam media massa Amerika, kelompok minoritas sering ditamoilkan dalam stereotip yang merendahkan Orang Negro bodoh, malas, dan curang; rang Indian liar dan ganas, orang Asia umumnya pekerja kasar, seperti pelayan, tukang cuci, dan tukang masak; oang kulit putih tentu sering muncuol sebagai “yang punya lakon” Commision on Civil Rights, 1977. Dalam film-film Indonesia wanitia sering ditampilkan makhluk cengeng, senang kemewahan, dan seringkali cerewet Belum didasarkan pada penelitian empiris. Penampilan seperti itu, bila dilakukan terus-menerus, akan menciptakan stereotip pada diri khalayak komunikasi massa tentang orang objek atau lembaga. Di sinilah bahaya media massa terasa. Para kritikus social memandang komunikasi massa sebagai ancaman terhadap nilai dan rasionalitas manusia. Ernest van den Haag 1958 menulis dengan tajam All mass media in the end elienate people from personal experience and, though apprearing to offset it, intensify their moral isolation from each other, from reality and from themselves. One may turn to the mass media when lonely or bored. But mass media, once they become a habit, impair the capacity for meaningful experience. Semua media massa pada akhirnya mengasingkan orang dari pengalaman personalnya, dan walaupun tampak menggocangkannya, media massa memperluas isolasi moral sehingga mereka terasing dari yang lain, dan realitas dari diri mereka sendiri. Orang mungkin berpaling pada media massa bila ia kesepian atau bosan. Tetapi sekali media massa menjadi kebiasaan, media massa dapat merusak kemampuan memperoleh pengalaman yang bermakna. Menurut van den Haag dan kritikus social lainnya, media massa menimbulkan depersonalisasi dan dehumanisasi manusia. Media massa menyajikan bukan saja realitas kedua, tetapi karena distorsi, media massa juga “menipu” manusia; memberikan citra dunia yang keliru. Dalam terminology C. Wright Mills, media massa memberikan rumus hidup yang didasarkan pada “pseudoworld’ dunia pulasan, yang tidak “attuned to the development of thehuman being” Mills, 1968- yang dengan perkembangan manusia. Lee Loevionger 1968 mengemukakan teori komunikasi yamg disebutnya sebagai “reflective-projective theory”. Teori ini beranggapan bahwa media massa adalah cermin masyarakat yang mencerminkan suatu citra yang ambigu menimbulkan tafsiran yang bermacam-macam sehingga pada media massa mencerminkan citra khalayak, dan khalayak mempproyeksikan citranya pada penyajiannya media massa. Klapper, tokoh controversial yamg menumbangkan “The Power ful Media”, melihat bukan saja media mempertahankan citra khalayak; media lebih cenderung menyokong status qua ketimbang perubahan. Informasi dipilih yang sedapat mungkin tidak terlalu menggoncangkan status qua. Roberts 1977 menganggap kecenderungan ini timbul karena tiga hal 1. Reporter dan editor memendang dan menafsirkan dunia sesuai dengan citranya tentang realitas kepercayaan, nilai, dan norma. Karena citra itu disesuai dengan norma yang ada, maka ia cenderung tidak melihat atau mengabaikan alternative lain untuk mempersepsi dunia. 2. Wartawan selalu memberikan respons pada tekanan hal;us yang memrupakn kebijsaksanaan pemimpin media. 6sependapat mungkin seoerti yang diharapkan oleh kebanyakan khalyak. Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Misalnya selama beberapa tahun orang-orang Amerika memendang Nixon sebagai seorang pemimpin yang baik, sampai dua orang wartawan membongkar skandal Watergate. Mereka harus mengubah citranya. Mereka memprotes dan Nixon jatuh. Afektif Komunikasi Massa Efek Afektif Komunikasi Komunikasi mempunyai efek sebagai berikut Pembentukan dan Perubahan Sikap Pada tahun, Joseph Klapper melaporkan hasil penelitian yang komprehensif tentang efek media massa. Dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum 1. Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh factor-faktor seperti predisposisi personal, proses selektif, keanggotan kelompok atau hal-hal yang dalam buku ini disebut factor personal. 2. Karena factor-faktor ini, komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah agent of change. komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada “konversi” perubahan seluruh sikap dari satu sisin masalah kesisi yang lain. 4. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang –bidang dimana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial. massa cukup afektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bial tidak ada predisposisi yang harus diperteguh Oskamp, 1977149. Rangsangan Emosional Anda mungkin mengalami atau melihat orang lain pernah mengalami perasaan sedih dan menangis terisak-isak ketika menyaksikan adegan yang mengharukan dalam sandiwara televise atau film. Kita mengenal film-film “cengeng” yang mendramatisasikan tragedi. Kita juga mengetahui novel-novel melankolis yang dimaksud untuk meneteskan air mata pembacanya. Jutaan rakyat India menangis menyaksikan siaran kematian Indira Gandhi; jutaan rakyat Iran meneteskan air mata ketika kematian Ayatullah Mutahhari dipancarkan stasiun radio dan televise; dan jutaan rakyat Amerika tidak sanggup menahan keharuan yang mendalam kerika penembakan Kennedy nmereka saksikan dilayar televisi. Suasana emosional yang mendahului terpaan stimuli mewarnai respons kita pada stimuli itu. Ada bebarapa factor yang mempengaruhi intensitas emosional diantara 1. Menurut Penelitian Murray, Lueba, Lucas, Shachter dan Wheeler 1962 menemukan bahwa subjek penelitian yang telah diberi obat yang merangsang system saraf 7tertawa terbahak-bahak bila anda menonton nya setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka. 2. Skema kognitif, ini adalah semacam “naskah” pada pikiran kita yang menjelaskan “alur’ peristiwa. Kita tahu bahwa dalam film, ”yang punya lakon” akan menang pada akhirnya. Karena itu, kita tidak terlalu cemas ketika pahlawan kita jatuh dari jurang. Kita menduga pasti ia akan tertolong juga. Menurut Walter weiss 1969, V 93, “ Kesadaran bahwa sang pahlawan dalam kebanyakan cerita, cenderung memoderatkan goncangan emosional ketika sang pahlawan ditempatkan dalam situasi berbahaya menakutkan”. Karena alasan inilah, kita mungkin sangat kecewa ketika kita mengetahui pada akhir cerita Mr. Horn memporak perandakan skema kognotif kita, yang terbentuk dari pengalaman kita. 3. Suasana terpaan seting of exposure. Anda akan sangat ketakutan menonton film horror bila anda menontonnya sendirian dirumah tua, ketika hujan lebat, dan tiang-tiang rumah berderik. Beberapa penelitian yang dilaporkan Weiss menunjukkan bahwa anak mempengaruhi emosi Anda pada waktu memberikan respons. Ketakutan, juga emosi lainnya, memang mudah menular. 4. Faktor predisposisi individual mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi tragedy lebih terharu daripada orang periang. Sebaliknya orang periang akan lebih terhibur oleh adegan lucu daripada orang melankolis. 5. Faktor indentifikasi menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditamoilkan dalam media massa. Dengan identifikasi penonton, pembaca, atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh . karena itu, ketika tokoh identifikasi disebut identifikan itu kalah, ia juga kecewa; ketika identifikasi berhasil itu kalah, ia ikut gembira. Mungkin juga kita menganggap seorang tokoh dalam televise atau film sebagai lawan kita. Yang terjadi sekrang ialah disidentifikasi. Dalam posisi seperti ini, kita gembira bila diindentifikan celaka, dan jengkel bila ia berhasil . Semuanya ini menunjukkan bahwa makin tinggi identifikasi atau disidentifikasi kita dengan tokoh yang disajikan, makin besar intensitas emosional pada diri kita akibat terpaan pesan media massa. Rangsangan Seksual Sejenis rangsangan emosional yang banyak dibicarakan orang adalah rangsangan seksual akibat adegan-adegan merangsang dalam media massa. Bahan-bahan erotis dalam televise, film, majalah, buku, dan sebagainya, biasanya disebut “pornografi”. Karena istilah ini terlalu abstrak , beberapa orang ahli menggunakan istilah SEM sexually explicit materils0 atau erotica Tan, 1981 231-242. Diduga oleh kebanyakan orang dan diyakini oleh sejumlah orang bahwa erotica merangsang gairah seksual, meruntuhkan nilai-nilai moral, mendorong orang gila seks, atau menggalakkan perkosaan. Menurut Lembaga The Commission on Obscenity and Pornography di Amerika Serikat menyimpulkan penelitiannya bahwa terpaan erotika, walaupun singkat bias membangkitkan gairah seksual pada kebanyakan pria dan wanitia; disamping itu ia juga menimbulkan reaksi-reaksi omosional lainnya seperti “resah”, “impulsive”, dan “gelisah”. 8Manusia juga dapat terangsang karena imajinasi. Byrne dan Lamberth melakukan eksperimen untuk meneliti kekuatan beberapa stimuli erotis, dan gambar-gambar erotis. Seringkali efek imajinasi ini dibantu oleh memori yang ada. Stimuli erotis pada media massa menimbulkan tingkat rangsangan yang berlainan bagi orang yang mempunyai pengalaman yang berbeda. Griffitt 1975 menunjukkan bahwa makin banyak pengalaman seksual seseorang, makin mudah ia terangsang oleh adegan-adegan seksual. I pula bahwa pada wanita hubungan antara pengalaman dan rangsangan itu sangat menonjol. Pornografi tidak cukup didefinisikan sebagai gambar-gambar atau adegan-adegan yang merangsang, sebab rangsangan sangat tergantung pada orangnya. Tetapi beberapa orang peneliti telah menemukan foto-foto atau adegan-adegan yang secara universal menimbulkan rangsangan seksual yang kuat. Baron dan Bryne 1979 melaporkan, beberapa penelitian, baik di Amerika maupun di Jerman, yang menunjukkan hal-hal tertentu. Misalnya, mereka mengutip penelitian Schmidt dan Sigusch yang mengunakan slides, sejak slides yang mengambarkan orang yang berciuman sampai coitus. Berbagai gambar ternyata menunjukkan tingkat rangsangan seksual yang berbeda. Behavioral Komunikasi Massa Pada waktu membicarakan efek kehadiran media massa, secara sepintas kita juga telah menyebutkan efek behavioral seperti pengalihan kegiatan dan penjadwalan pekerjaan sehari-hari. Disitu, kita melihat pada media massa semata-mata sebagai benda fisik. Disini, kita meneliti juga efek pesanmedia massa pada media massa pada perilaku khalayak. Perilaku meliputi bidang yang luas; yang kita pilih dan yang paling sering dibicarakan ialah efek komunikasi massa pada perilaku social yang diterima efek prososial behavioral dan pada perilaku agresif. Efek Prososial Behavioral Salah satu perilaku prososial ialah memilki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Keterampilan seperti ini biasanya diperoleh dari saluran-saluran interpersonal orang tua, atasan, pelatih, atau guru. Teori psikologi yang dapat menjelaskan efek prososial media massa adalah teori belajar social . kita belajar bukan saja dari pengalamn langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan modeling perilaku merupakan hasil factor-faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memiliki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.Bandura 28 Agresi sebagai Efek Komunikasi Massa Menurut teori beljar social dari bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamati; stimuli menjadi teladan untuk perilakunya. Orang belajar bahasa Indonesia yang baik setelah mengamatinya dalam televise. Wanita juga meniru potongan rambut Lady Di yang disiarkan dalam media massa. Selanjutnya, kita juga dapat menduga bahwa penyajian cerita atau adegan kekerasan dalam media massa akan menyebabkan orang melakukan kekerasan pula; dengan kata lain, mendorong orang menjadi agresif. Secara singkat, hasil penelitian tentang efek adegan kekerasan dalam film atau televise dapat disimpulkan pada tiga tahap 1. Mula-mula penonton mempelajari metode agresi setelah melihat contoh observational learning; 2. Selanjutnya, kemampuan penonton untuk mengendalikan dirinya berkurang disinhibition 9
- Komunikasi massa dapat berfungsi sebagai media pengumpulan, penyebaran, dan penyampaian pesan kepada khalayak yang lebih luas. Apa itu komunikasi massa?Atep Adya Barata dalam buku Dasar-dasar Pelayanan Prima 2003, menuliskan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada masyarakat luas atau komunikan berjumlah banyak, tidak dikenal, dan bersifat heterogen. Proses komunikasi massa dilakukan lewat media massa, seperti media cetak koran dan majalah, serta media elektronik radio dan televisi. Fungsi komunikasi massa Para ahli memiliki pendapat berbeda tentang fungsi komunikasi massa. Misalnya, Robert K. Merton yang membagi fungsi komunikasi massa menjadi dua, yakni fungsi nyata dan fungsi tidak nyata manifest function adalah fungsi nyata yang diinginkan. Sementara, fungsi tidak nyata latent function adalah fungsi yang tidak diinginkan. Baca juga Komunikasi Massa Pengertian Menurut Para Ahli dan Cirinya Secara umum, komunikasi massa punya tujuh fungsi. Berikut penjelasannya yang mengutip dari jurnal Persuasi dalam Media Komunikasi Massa 2014 karya Fatma Laili Khoirun Nida Fungsi informasi Komunikasi massa berfungsi untuk menyampaikan informasi secara cepat kepada publik. Ini merupakan fungsi utama dari komunikasi massa. Lewat media massa, pesan atau informasi yang telah dikumpulkan dan disusun akan disebarluaskan kepada khalayak umum. Fungsi hiburan Hiburan juga termasuk salah satu fungsi komunikasi massa. Contohnya di televisi. Dengan menggunakan media massa, pihak komunikator bisa memberi pesan yang sifatnya menghibur kepada komunikan.
buat 5 contoh komunikasi massa